Hari ini, 26 Januari
2017. Dalam kalender yang berlaku di Australia disebutkan sebagai Australia
Day. Angkanya ditulis berwarna merah karena masuk dalam kategori public
holiday. Ya, hari ini libur nasional dan biasanya diasosiasikan dengan tiga
kata: barbeque, perayaan, dan liburan.
Saya telat untuk bisa
menyaksikan upacara pengibaran bendera di Melbourne Town Hall. Agar tidak telat
untuk menyaksikan acara berikutnya, saya
pun bergegas. Masih ada waktu setengah jam dari jadwal parade budaya sejumlah
komunitas di Melbourne. Meski demikian, beberapa spot strategis sudah dijejali
masyarakat yang juga ingin menonton parade tersebut.
Ini kali kedua dalam
empat tahun saya berdiri di pagar pembatas yang sengaja dipasang agar masyarakat
tidak masuk ke badan jalan. Tidak banyak petugas dan panitia yang berjaga-jaga
karena masyarakat secara umum telah memiliki disiplin yang tinggi. Tidak akan
ada yang menerobos pagar pembatas, tidak akan ada yang melompati pagar pembatas.
Sejujurnya, kali ini
saya tidak begitu antusias menyaksikan paradenya. Saya berpikir, dan memang
kenyataannya demikian, parade hari ini tidak akan berbeda dengan parade
tahun-tahun sebelumnya. Bagaimana akan berbeda pesertanya saja boleh dibilang
hampir itu-itu setiap tahunnya. Dari asal komunitas, kostum, hingga tarian
semuanya sama. Maka, niat saya ikut berkerumun sudah saya stel bukan untuk
menyaksikan gempita parade tetapi untuk merasakan keriuhan para penonton yang
mengunjukkan rasa bahagia mereka.
Saya takjub dengan
banyak penonton yang mungkin saja saban tahun datang menyaksikan parade. Para
penduduk lokal yang begitu menikmati setiap penampilan peserta parade. Tidak
jarang para penonton yang berusia sepuh datang membawa kursi agar tidak capai
berdiri. Tidak sedikit para orangtua membawa anak-anaknya sembari menjelaskan
beberapa informasi detail tentang peserta parade kepada mereka.
Hari ini, 26 Januari
2017. Angkanya ditulis berwarna merah karena ditetapkan sebagai hari libur
nasional. Bagi sebagian besar masyarakat lainnya, khususnya masyarakat suku
Aborigin, hari ini lebih pas disebut sebagai Invasion Day. Hari yang diidentikkan
dengan tiga kata: invasi, bertahan hidup, dan pembunuhan.
Gelombang orang yang
diperkirakan ribuan bergerak mengunjukkan rasa sedih dan protes mereka tidak
lama setelah iring-iringan parade berlalu. Sumber lain memperkirakan ada sekira
50 ribu orang yang turut dalam aksi Invasion Day tersebut. Tua-muda, remaja,
hingga anak-anak berbaur memadati perempatan St Kilda Road, Flinders Street
Station, dan Swanston Street. Mereka duduk membentuk lingkaran persis di
perempatan itu, sementara sebagian lainnya duduk di sepanjang Swanston Street.
Banyak bendera
Aborigin dibentangkan. Banyak simbol-simbol dengan warna hitam, merah, dan kuning
dikenakan. Banyak tulisan-tulisan bernada protes dinaikkan namun yang paling
menonjol adalah tuntutan perubahan tanggal Australia Day. Change the Date!
Begitu bunyi spanduk-spanduk tersebut. Yel-yel yang terus berkumandang di sela
orasi pemimpin unjuk rasa adalah No Pride in Genocide!
Saya ikut berbaur
dengan para pengunjuk rasa ini. Saya ingin menyelami perasaan yang lain yang
bagi pengunjuk rasa juga merupakan rasa akan kebenaran. Amarah dan haru menyatu
ketika orator mengisahkan banyak peristiwa kelam masa lalu. Peristiwa yang jika
dirunut ke belakang berkaitan dengan tanggal 26 Januari 1788. Tanggal dan tahun
ketika pertama kali kapal-kapal Inggris berlabuh di Port Jackson, New South
Wales. Tanggal yang dianggap sebagai mula dari masa-masa kegelapan bagi
penduduk asli Aborigin karena sejumlah kasus pembunuhan, pemerkosaan, dan
penculikan yang kesemuanya dalam agenda genosid (tindakan kekerasan secara
sistematis guna memusnahkan satu suku).
Setiap kali orator
unjuk rasa meneriakkan perubahan tanggal perayaan Australia Day, setiap itu
pula tepuk tangan serempak bergemuruh.
Tuntutan utama pengunjuk rasa memang pada perubahan tanggal perayaan
Australia Day saja. Tuntutan yang menjadi suara bersama seluruh unjuk rasa di
kota-kota lainnya se- Australia. Akankah pemerintah tidak bergeming untuk
tuntutan tersebut?
Brunswick, 26 Januari
2016
https://news.detik.com/australia-plus-abc/d-3406939/pengalaman-warga-ri-menyaksikan-australia-day
No comments:
Post a Comment