Wednesday, May 21, 2014

Korea Jualan K-Pop di Melbourne

Anak Korea dalam busana tradisional Hanbok (Ahmad Syam)

Federation Square di jantung Melbourne, Sabtu (17/5) malam, menjadi hingar-bingar oleh musik dan lagu K-Pop. Teriakan penonton yang memadati panggung hiburan terbesar tersebut tiada henti. Sesekali malah terdengar sedikit histeris saat ke delapan grup K-Pop Contest menyuguhkan dansa yang menghentak.

Sungguh atmosfir yang tercipta terasa tidak sedang di Australia tetap di Korea. Gerimis yang jatuh satu-satu sejak petang tadi pun terhenti, seolah ikut menikmati dansa yang enerjik dan lagu-lagu yang ceria. Menikmati musik yang terolah dengan tempo cepat.

K-Pop Contest bukanlah acara tunggal yang secara khusus digelar sebagai ajang berkompetisi para pemusik Korea yang berdomisili di Australia. Kontes ini adalah rangkaian dari Korea Festival 2014. Meski demikian, K-Pop Contest menjadi acara hiburan utama karena ditampilkan di akhir kegiatan seolah menjadi pemuncak dari semua hiburan dari pagi hingga malam. Apalagi paket acaranya dibuat dalam kemasan sebuah kontes. Sekadar menerka, kemungkinan penyelenggara sengaja ingin menjual genre musik hip-hop tersebut kepada publik Australia.

Sejumlah grup K-Pop sedang beraksi (Picture: Tommy)


Tentu panitia Korea Festival 2014 punya alasan mengapa K-Pop harus diperdengarkan lebih intens bagi masyarakat Australia. Satu dari beberapa alasan tersebut karena publik Australia belum begitu tertarik dengan K-Pop. Memang ada satu channel tv dan radio di Australia yang menayangkan program musik di mana K-Pop adalah termasuk sajiannya. Namun, kejadian pembatalan konser satu grup musik K-Pop tahun lalu di Sydney karena sepi peminat boleh jadi hal tersebut yang mendasarinya.

Namun demikian, terlepas dari soal K-Pop yang digandengkan dalam acara ini, Korea Festival 2014 yang merupakan gelaran perdana berlangsung sangat memesona. Inilah festival tentang Korea pertama yang digelar di Australia dan Melbourne mencatat sejarah untuk penyelenggaraan festival tersebut. Korean Consulate General dan Korean Community pun sebagai penyelenggara berhasil menampilkan wajah-wajah Korea kepada publik Australia secara lebih utuh.

Sejak dibuka pagi, tepat pukul 11.00, langsung tersuguh hiburan segar dan menawan lewat Korean Folk Dance. Misalnya, Mask-Dance Drama yang menampilkan aksi-aksi teaterikal seperti melompat, jumpalitan, dan berjingkrak dengan tujuan penonton tertawa. Mask-Dance aslinya adalah drama tentang moralitas para biarawan Buddha dan untuk mengusir setan dari Korea. Belakangan makna-makna religius dari Mask-Dance mulai hilang.

Mask-Dance Drama di sesi pembukaan festival (Ahmad Syam)


Setelah rehat, berturut-turut Korean Classical Orchestra, Hanbok Fashion Show, dan Traditional Wedding Ceremony. Hanbok merupakan kostum tradisional Korea. Pakaian ini tidak memiliki saku dengan warna-warna yang sangat cerah disertai bergaris-garis.

Menjelang petang beberapa sajian menarik antara lain Korean Youth Orchestra yang menampilkan para pemusik berusia belia, kemudian kelompok Choir (Korea Art Song), dan Hapkido Demonstration. Hapkido adalah satu olahraga bela diri asal Korea selain Taekwondo. Prinsip utama dari jenis bela diri adalah mengalahkan lawan dengan memanfaatkan kekuatannya. Mengunci, membanting, menendang, dan sejumlah jurus menjadi teknik andalan Hapkido.

Korean food (Ahmad Syam)


Di luar sajian hiburan tari, lagu, dansa, dan peragaan budaya lainnya, di setapak Yarra River aneka kuliner Korea menggoda selera. Deretan stall makanan sejak kegiatan festival dibuka resmi sudah mulai diserbu para penikmat kuliner ala negeri ginseng tersebut.

Sementara tidak jauh dari panggung utama, tepatnya di samping Australian Center for the Moving Image (ACMI), juga berjejer beberapa stall yang berisi produk-produk kesenian lainnya seperti kaos dan gantungan kunci. Juga terdapat stall dari lembaga sosial yang menghimpun donasi dari para pengunjung dengan cara menjual produk seni. Pada deretan stall ini terdapat satu stall yang paling ramai pengunjung mengantri yakni Free Tasting Stall.

Face-painting for kids (Ahmad Syam)


Dan, lazimnya suatu kegiatan hiburan maka para anak-anak selalu mendapat perhatian istimewa, baik dari penyelenggara maupun, tentu saja, dari orangtua mereka. Sebuah meja panjang disiapkan bagi anak-anak untuk berkreasi membuat gambar. Meski sambil berdiri mereka terlihat senang. Ada juga kegiatan face-painting dan pembagian balon untuk anak-anak itu.

Brunswick, 17 Mei 2014

Monday, May 12, 2014

Cara Anak TK-SD Aussie Peringati Mother's Day


Bagi Amira dan Ayla setiap hari adalah Mother’s Day. Bunda, begitu mereka memanggil perempuan berhati emas itu, adalah teman begitu mereka terbangun di pagi hari hingga menjelang tidur di malam hari. Bunda menemani mereka sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah, bunda mengajak mereka mengulang pelajaran dari sekolah usai shalat maghrib, dan bunda yang mewadahi cerita-cerita tentang petualangan mereka di sekolah menjelang tidur.

Maka, ketika di sekolah mereka ada event sebagai persembahan menyambut Mother’s Day yang jatuh pada Minggu (11/5), keduanya sungguh sangat senang. Melalui fasilitasi sekolah, keduanya menyiapkan bingkisan untuk bunda.

Ayla yang baru duduk di TK membuat lukisan pada mug berwarna putih. Lukisan wajah dengan senyum yang indah. Ibu guru TK-lah yang menyediakan mug tersebut dan anak-anak itu dibiarkan berkreasi. Ada yang melukis bunga, wajah, dan sosok seorang ibu. Setelah dihias dan dilukis, ibu guru memasukkan mug-mug tersebut ke dalam oven selama beberapa menit. Tujuannya agar cat hasil lukisan tersebut bisa melekat dan menyatu dengan mug dan tidak terkelupas.

Mug dari Ayla untuk Bunda


Bukan hanya itu, melalui Newsletter milik TK yang diterbitkan secara berkala sudah menginformasikan tentang kegiatan Mother’s Day tersebut. Isi penyampaiannya bahwa pada hari Rabu (7/5) dan Kamis (8/5) para ibu yang akan menjemput anak-anak mereka diharapkan datang lebih awal. Ya, lima belas menit menjelang bubar sekolah ada sesi di mana anak-anak itu akan mempersembahkan hadiah mereka kepada ibu masing-masing. Lebih spesial lagi karena mengawali penyerahan bingkisan untuk ibu, anak-anak tersebut menyanyikan lagu khusus untuk ibu.

Lain lagi cerita dari Amira tentang peringatan Mother’s Day di sekolahnya. Amira saat ini duduk di kelas 3 di satu sekolah dasar (SD) di Moreland, sekitar 10 kilometer dari pusat Melbourne. Di sekolah Amira akan diselenggarakan semacam ‘bazar’ dan para siswa diminta membawa uang minimal 1 dollar dan maksimal 10 dollar. Bazar tersebut diselenggarakan pada Jumat (9/5), hari terakhir sekolah sebelum Mother’s Day.

Pihak sekolah sebagai penyelenggara bazar menyediakan berbagai jenis barang seperti alat tulis, mug, botol tempat minum, kartu ucapan, gelang yang terbuat dari rainbow loom, dan bantal gratis. Para siswa membeli barang-barang tersebut untuk dijadikan bingkisan buat ibu mereka. Amira membeli gantungan kunci berbentuk ‘love’, kartu ucapan, dan tas kertas. Hasil penjualan bazar tersebut dikelola pihak sekolah sebagai donasi untuk pengembangan sekolah.

Baik Ayla maupun Amira, memperingati Mother’s Day di sekolah adalah pengalaman pertama. Peringatan yang meski sangat sederhana tetapi setidaknya mereka dapat mengenal satu momentum untuk berbuat baik kepada bunda. Kegiatan yang mungkin saja menjadi pengingat bahwa di sela rutinitas ber-ibu setiap hari perlu ada satu momen khusus untuk Ayla, Amira, dan anak-anak lainnya mempersembahkan bingkisan khusus.

Upaya menanamkan kasih sayang seorang anak kepada ibunya memang penting dilakukan sejak dini. Bukan hanya secara informal melalui tradisi-tradisi yang berlangsung dalam keluarga tetapi juga secara formal melalui kegiatan-kegiatan di sekolah.

Kartu ucapan dari Amira untuk Bunda


Mother’s Day di Australia

Berbeda dengan Indonesia yang memperingati Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember, di Australia kegiatan serupa dengan judul Mother’s Day diperingati setiap minggu kedua di bulan Mei. Tidak ada tanggal yang tetap untuk peringatan tersebut tetapi patokannya adalah minggu kedua bulan Mei. Nah, kebetulan tahun 2014 ini Mother’s Day berada di tanggal 11 Mei, sebelumnya pada tahun 2013 Mother’s Day jatuh pada 13 Mei.

Tradisi Mother’s Day di Australia sama seperti yang berlangsung di Inggris atau di Amerika Serikat. Di kedua negara tersebut Mother’s Day juga diselenggarakan setiap minggu kedua di bulan Mei. Meski berasal dari sumber tradisi yang sama namun tokoh yang menginisiasi Mother’s Day di masing-masing negara tersebut berbeda.

Di Amerika Serikat, misalnya, dua perempuan bernama Julia Ward Howe dan Anna Jarvis sebagai penginisiatif Mother’s Day pada tahun 1800-an. Anak-anak dari keduanya yang memulai memberikan perhatian khusus kepada Julia dan Anna setiap tahun yang kemudian diikuti oleh anak-anak lainnya kepada ibu mereka. Sedangkan di Australia peringatan Mother’s Day tidak lepas dari sosok Janet Hayden warga kota Sydney yang pada tahun 1924 memulai kampanye untuk memberikan bingkisan kepada para ibu-ibu senior yang sendirian atau sedang di panti jompo.

Mother’s Day di Australia diperingati dengan berbagai kegiatan. Seminggu menjelang Mother’s Day, sejumlah toko telah berhias dengan berbagai asesoris bertema ibu. Kartu-kartu ucapan selamat dengan gambar terkait Mother’s Day pun mulai dijajakan. Restoran-restoran sudah menawarkan menu-menu spesial bagi mereka yang ingin merayakan Mother’s Day mereka sambil bersantap. Hanya para penjual bunga yang baru akan mengeluarkan rangkaian bunga terbaik mereka untuk Mother’s Day 1-3 hari sebelum hari H.

Kartu Ucapan Mother's Day

Bersiap Lunch atau Dinner Party untuk Mum

Selain memberikan hadiah berupa kartu ucapan selamat, berlibur bersama di kebun binatang, di taman bunga, dan tempat menarik lainnya, dan menonton di bioskop, kegiatan lainnya bisa dalam bentuk bersantap sarapan pagi, makan siang atau pun makan malam di restoran dan di rumah bersama sang ibu. Ragam hadiah dari seorang anak kepada ibunya di hari spesial tersebut. Ada yang memberikan bunga, coklat, baju, kartu belanja dan hadiah lainnya. Tidak jarang mereka juga menghadiahi ibu mereka dengan puisi yang dicetak dalam kartu atau dipublikasikan melalui media. Sedangkan bagi sekelompok aktivis, peringatan Mother’s Day dirangkaikan dengan aksi amal dengan melakukan kampanye sambil mengumpulkan dana bagi penderita kanker payudara.

Happy Mother’s Day untuk istriku dan untuk para ibu di mana saja. Untuk ibuku, selaksa doa-doa terbaik dan lantunan Al-Fatihah selalu untukmu….

Brunswick, 11 Mei 2014
http://luar-negeri.kompasiana.com/2014/05/11/bila-anak-tk-sd-peringati-mothers-day-652374.html

Thursday, May 8, 2014

Sate Indonesia Hangatkan Melbourne


Minggu (4/5), Melbourne basah di mana-mana. Hujan mengguyur kota terbesar kedua di Australia tersebut seharian. Awan nimbostratus, awan tebal yang mengandung hujan, terus menggantung di langit ibukota negara bagian Victoria itu.

Cuaca dingin menyergap setiap sudut kota. Memang belum memasuki Winter namun hembusan angin Autmn yang dingin ditambah hujan memaksa warga kota berjaket ria. Suhu udara berkisar 7 hingga 13 derajat celsius.

Meski demikian tidak mengurangi minat warga kota, khususnya penggemar kuliner Indonesia, untuk berbondong-bondong ke Indonesian Street Festival. Mereka memadati Victoria Street, satu jalan yang terletak di dalam kawasan pasar terbesar di Melbourne, Queen Victoria Market.

Foto: Ahmad Syam


Kenapa warga kota rela menahan cuaca dingin untuk datang ke Indonesian Street Festival? Saya tidak perlu mencari alasan ilmiah untuk menjelaskan hal tersebut. Hanya saja, begitu kaki saya menapaki Victoria Street aroma sate telah membombardir penciuman saya. Harum aneka sup terbang di udara bersama asap dari pembakaran sate. Sementara di bagian lain, hentakan musik berirama riang mengantarkan semangat dan kehangatan. Wow, what a wonderful day!

Sebagian pengunjung masih antri di depan stand menunggu pesanan masing-masing. Pengunjung lainnya telah menikmati kuliner pilihannya di selasar pertokoan yang disulap menyerupai kafe dengan kursi dan meja-meja. Pengunjung yang tidak kebagian tempat duduk tidak kalah enjoy. Mereka mojok di sudut-sudut pertokoan atau di bawah pepohonan yang cukup rindang sehingga bisa terlindung dari gerimis.

Pengunjung cukup merogoh dollar dari kantong atau dompet sebesar 5 atau 10 dollar maka beberapa sate tusuk atau semangkuk sup segar sudah di tangan. Gaya makan diserahkan pada masing-masing pengunjung. Mau semangkuk berdua boleh. Sepiring beramai-ramai juga silahkan. Sambil makan sambil ngobrol asyik. Khusyuk dan tidak banyak bicara karena saking nikmatnya juga sah-sah saja.



Indonesian Street Festival 2014 adalah untuk kali ketiga diselenggarakan. Walaupun masakan dan kuliner Indonesia yang terkesan mendominasi acara tetapi sajian lain tidak kalah menariknya. Di Indonesian Street Festival 2014 selain menyajikan masakan Indonesia dari beberapa restoran Indonesia yang mangkal di Melbourne seperti Selero Kito, Pempek Katering, Uleg Restaurant, Blok M, Shalom, Bamboe Indonesia, Wantilan Bali, dan banyak lainnya, juga ada pertunjukan tari dan musik dari anak-anak muda Indonesia yang berbakat.

Berapa orang Indonesia di Australia? Sensus 2011 menemukan bahwa 50 ribu warga Australia mengakui mereka adalah keturunan Indonesia. Sementara sensus 2010 menyatakan hampir 73 ribu orang Indonesia menetap di Australia di mana dari jumlah tersebut sekitar 30 ribu tersebar di Victoria.

Foto: Ahmad Syam


Brunswick, 5 Mei 2014