Saturday, April 29, 2017

29 April (2) : Ayunan...Taman...Kenangan



29 April 2017. Melbourne telah berada di pertengahan Musim Gugur. Daun-daun berlepas dari ranting-ranting. Hanya saja berbeda dari setahun sebelumnya, daun-daun itu seperti tidak bergegas. Masih lebih banyak yang berpegangan erat di ranting. Barangkali saja menunggu kering menyempurnakannya. Atau, hingga datang angin besar menerbangkan mereka. Atau, bila bulir-bulir hujan memaksa mereka ikut memulai gerilya di tanah.
Tetapi tidak hanya daun yang mengubah rotasi waktunya. Ramai orang-orang membicarakan pergantian musim di Melbourne tahun ini. Apa kata mereka? Musim Panas yang datang terlambat. Desember mestinya sudah panas sepanasnya. Namun dingin masih sering tiba-tiba menyergapnya. Lalu Musim Panas meminta perpanjangan waktu. April aturannya sudah mulai adem dengan angin yang membawa serta sisa kabut dari perbukitan, tetapi hingga di ujung April udara panas mengaliri kota.

Meski, obrolan cuaca di Melbourne tidak akan berlangsung sangat mekanik. Orang-orang akan santai menanggapi perubahan cuaca. Bahkan, ada candaan yang terdengar sangat umum soal cuaca Melbourne yang gampang berubah-ubah. Di Melbourne, kata orang-orang yang telah berdiam lama, empat musim bisa berlangsung di dalam satu hari. Pagi sangat dingin, lalu siang menjadi panas, dan sorenya hujan turun.
Melbourne yang moody dan saya ikut dalam alur berubah-ubah tersebut. Maka, saya yang moody. Dalam sehari saya mungkin saja berada dalam kegembiraan dan kesedihan dengan cepat. Itu karena saya masih memegang kuat kenangan seperti daun-daun yang bertahan di ranting. Kenangan yang bertebaran dan saya melewatinya setiap hari.

Trotoar kota. Ada gemericik tawa di sepanjang jalan karena bertemu banyak orang, melihat tram yang lalu-lalang, dan bermain di taman-taman yang semerbak. Rasa capek akhirnya melelapkan dalam tidur di atas pram.
Ayunan di tengah taman. Ada senyum setengah meringis, mungkin perasaan takut menyelimuti karena itu pertama kali berada di atas ayunan.

Kursi di barber shop. Ada surprise karena tidak terlihat ketakutan ketika itu. Duduk di atas pangkuan saya dan membiarkan tukang cukur bekerja.
Halaman rumah. Ada bekas-bekas telapak kaki keci di sana kala berlarian memainkan bola plastik. Sambil berebut bola, tawa pun melayang di udara.

29 April 2017. Ini Musim Gugur terakhir di Melbourne. Saya mesti rajin melafalkan tempat-tempat kenangan itu. Tempat-tempat yang tidak mungkin saya bawa pulang. Tetapi sebisanya saya akan merapikan kenangannya di dalam hati. Bila kelak saya merindukan tempat-tempat tersebut saya cukup menengoknya ke dalam hati. Menengok dirimu, Nak....

Brunswick, 29 April 2017