Friday, April 29, 2016

29 April (1) : Daun Kering dalam Duka Hujan


29 April 2016. Melbourne diguyur hujan hampir seharian. Basah di mana-mana. Meski air mengalir riang di pertemuan ujung aspal dan trotoar, pada beberapa bagian terlihat genangan karena tertahan tumpukan daun-daun yang berusaha melawan. Hujan di musim gugur memang tidak akan menyenangkan bagi daun-daun itu. Seharusnya, begitu mereka melepaskan diri dari ranting-ranting, mereka bebas berlarian di atas aspal. Kenyataannya, air hujan tidak hanya memaksa mereka jatuh dari ranting di luar kemauannya tetapi mengapungkan mereka ke mana-mana. Sebagian lainnya seolah kehilangan kekuatan untuk bergerak, seperti terikat kuat di aspal-aspal.
Tentu tidak semua daun meratapi hujan seperti ratapan sebagian orang yang selalu ingin terjaga di bawah sinar matahari. Banyak daun-daun yang tentu saja akan berterima kasih pada hujan yang telah membasuh mereka dari debu-debu tipis yang menempel selama berhari-hari. Air hujan menyegarkan kembali daun-daun muda. Air hujan mengilaukan daun-daun tua menjadi coklat cerah atau pun merah terang. Persis seperti orang-orang yang memetik hikmah dari hujan ketika mereka mengambil jeda waktu sejenak dari kesibukan di jalan-jalan. Orang-orang yang sengaja berdiam diri agar mereka memiliki waktu untuk intim pada diri sendiri, agar sesekali ada kesempatan melembabkan hati.

Adakah hujan pernah menimbang daun-daun yang berduka atau bersuka atas keberadaannya? Hujan tidak perlu memberi klarifikasi karena ia tidak berlindung di balik alasan-alasan tersebut untuk menjatuhkan bulir-bulir air dari awan. Hujan hanya menjalankan peran menyeimbangkan kehidupan. Airnya kelak menjumpai siapapun yang mungkin diam-diam telah lama merinduinya.
Saya selalu merindui hujan meski hujan pada 29 April ini membuat saya salah tingkah. Hujan membasahi perasaan suka saya, tetapi 29 April mengikat saya sangat kuat pada duka. Dua kejadian yang pada satunya saya ingin berlama-lama, sedangkan pada satunya yang lain saya tidak ingin berada di waktu itu. Akhirnya,  seperti yang saya duga sebelumnya, hujan hari ini tidak hanya melembabkan hati saya tetapi juga mengapungkan perasaan saya ke 29 April setahun yang lalu.
29 April 2016. Melbourne diguyur hujan hampir seharian yang membuat tubuh saya seperti daun-daun kering itu. Tubuh saya bergerak ke mana-mana terbawa aliran air hujan di cekungan pertemuan jalan dan trotoar, tetapi ingatan saya terikat kuat padamu, Nak.
----

No comments: