Friday, April 30, 2021

29 April (6) Prakiraan Rindu Hari Ini

 


29 April 2021. Makassar pagi hari cerah. Langitnya biru muda. Di siang hari Makassar berangsur mendung. Langitnya berawan tebal yang warnanya dominan kehitaman ketimbang putih. Lalu sore hari awan tersebut semakin menghitam sehingga langit sebagian terlihat menghitam. Suara gemuruh panjang dan berbalasan. Tidak lama dan mesti tak berlangsung lama akhirnya turun gerimis. Titik airnya membawa kesejukan setelah hampir dua pekan terik matahari mengepung udara. Titik airnya mendekap debu-debu dan tanah yang kerontang sejak permulaan April ini. Ya, kata para prakirawan cuaca  kemarau sudah mengintip dan bergegas paling lambat akhir penanggalan keempat ini.

29 April 2021. Makassar hari ini mewakili apa yang berlangsung dalam diriku: tentang semangat yang tetap mengembara dalam kedalaman jalan-jalan sunyi; tentang rasa putus asa yang menebal dan hampir menutupi seluruh langit harapan; dan gerimis di mata yang kembali berjatuhan. Sudah lebih setahun perempuan yang dahulu dengan kosa kata terbatas kamu memanggilnya mama tak berdaya dengan ujian sakit. Tubuhnya tempat di mana kamu pernah bermain di dalamnya kini dihuni sel-sel jahat yang seolah ingin merampas keceriaan dan mengurung dirinya dengan murung. Lalu, lebih tiga pekan lalu, 6 April, kakekmu yang mungkin dahulu kamu belum mengenal sebutan untuk dia sebagaimana kakak-kakakmu memanggilnya telah pulang ke alam di mana kamu berada sekarang. Apakah kamu sudah menyambutnya?

29 April 2021. Makassar hari ini juga dalam naungan dari kemuliaan bulan suci Ramadan 1442. Hari ini bertepatan dengan 17 Ramadan yang memilki banyak keistimewaan termasuk kilasan sejarah diturunkankan Al-Quran. Ayat pertama dalam peristiwa sakral di Gua Hira tersebut adalah seruan Iqra, membaca. Betapa hebat seruan ini karena mengamanahkan membaca segala peristiwa yang dihadapi dan ditemui. Bukan hanya peristiwa tentang yang datang lalu pergi, yang suka lalu duka, tetapi juga yang sebaliknya yang pergi kemudian datang, duka kemudian suka. Membaca bahwa dalam perputaran semesta ini tidak ada yang benar-benar mengabadi baik yang pergi maupun yang datang, entah yang suka atau pun yang duka. Mereka silih berganti.

29 April 2021. Tetapi diantara hal-hal yang silih berganti tersebut terdapat sifat-sifat ketuhanan yang mengabadi seperti menyayangi dan mengasihi. Meski telah enam tahun kita dalam ruang kehidupan yang terpisah ada kasih sayang yang menautkan kita. Kata yang menyederhanakan kasih dan sayang adalah rindu. Ya, rindu yang ada dalam genggaman tangan, rindu yang terjaga di pelupuk mata, rindu yang menyisakan sebentuk lubang di hati. Rindu padamu, Nak….


Makassar, 29 April 2021/17 Ramadan 1442

No comments: