Friday, March 31, 2017

Bergegaslah, Waktumu tak Banyak Kyrgios


Dalam beberapa jam ke depan, lapangan dengan permukaan keras di Key Biscayne, Florida, akan menjadi saksi duel semifinal seru Roger Federer dan Nick Kyrgios. Jika Federer menang maka berarti peluang baginya mengangkat trofi ketiganya di Miami Open sekaligus trofi ketiganya di awal 2017 ini. Bila Kyrgios yang menang maka akan menjadi pengalaman pertama baginya masuk di final ATP World Tour Master 1000.
Picture: Sydney Moning Herald
Benarkah bagi mereka berdua kemenangan hanya untuk memenuhi target-target prestasi di atas? Menurut saya, Federer memiliki target lainnya yakni membalas kekalahan dari Kyrgios ketika mereka bertemu kali pertama tahun 2015 silam. Kala itu, Kyrgios menghentikan laju Federer di ATP World Tour Master 1000 Madrid dalam pertarungan tiga set. Sebenarnya Federer berkesempatan membalas kekalahan tersebut di Indian Wells akhir Maret 2017. Sayangnya, Kyrgios yang sedianya bertarung untuk satu tiket ke semifinal mundur karena alasan sakit.
Bagaimana dengan Kyrgios? Saya mengira-ngira target paling pribadinya adalah terus mempelajari bagaimana Federer, idola dia, bermain. Meski menang, itu pun dengan susah payah karena tiga set dengan tie break, di Madrid tahun 2015, tentu bagi Kyrgios  bukan ukuran bakal menang lagi kali ini. Maka, daripada mengejar target menang, Kyrgios akan lebih realistis untuk terus membaca bagaimana Federer mengatur emosi saat bermain. Permainan dengan emosi labil itulah yang menjadi kelemahan utama Kyrgios.
Tentu para penggemar tennis masih mengingat dengan sangat segar di Wimbledon 2015 ketika dia beberapa kali mendebat wasit garis lapangan. Puncak kontroversi dari tingkahnya adalah saat melawan Milos Raonic di putaran ketiga. Kyrgios yang emosi membanting raketnya ke lapangan. Raket tersebut terpental ke arah penonton. Sikap kontroversi lainnya pada Australia Open 2016 saat dia menyampaikan berulang kali komplain ke wasit bahwa terdengar olehnya seseorang menyetel musik di kursi penonton. Hanya dengan dua kontroversi tingkah Kyrgios di lapangan itu saja? Tidak, karena ada banyak jika ditelusuri pada setiap pertandingan yang dia ikuti.
Tahun 2017 ini petenis berdarah Yunani dan Malaysia tersebut (ibunya yang seorang insinyur komputer berasal dari keluarga kesultanan di Selangor dan ayahnya yang sehari-hari bekerja sebagai tukang cat rumah berasal dari Yunani) berjanji bisa lebih menahan emosi. Kesempatan itu datang karena lawannya adalah Federer. Berhadapan dengan Federer dengan mental yang teruji dan emosi yang stabil akan menjadi ujian bagi Kyrgios membuktikan janjinya tersebut.
Bila anak muda kelahiran Canberra tersebut bisa terus memperbaiki emosi bukan tidak mungkin kelak, dalam 3-4 tahun ke depan, akan menjadi petenis nomor satu dunia versi ATP. Modal skill sudah ada di tangannya. Permainan yang ciamik juga telah dimilikinya. Catatan mentereng dari pertemuan perdana dengan tiga petenis top saat ini yakni Federer, Nadal, dan Djokovic dilakoninya dengan kemenangan. Bahkan, Djokovic merasakan bagaimana anak muda usia 21 tahun itu menghajarnya secara beruntun dalam dua turnamen awal 2017 ini yakni di Mexican Open dan Indian Wells Masters.
Bila berpedoman pada usia berprestasi beberapa petenis seperti Federer, Djokovic, atau pun Nadal, maka di usianya yang telah memasuki 21 tahun semestinya Kyrgios sudah merebut titel grandslam. Nadal telah juara di Perancis Open 2005 kala usianya 19 tahun. Djokovic juara Australia Open 2008 ketika masih di 21 tahun. Sedangkan Federer meraih titel grandslam kali pertama di Wimbledon 2003 saat berusia 22 tahun.
Picture: News.com.au

Maka, mari menunggu pembuktian Kyrgios di Perancis Open 2017, atau Wimbledon 2017, atau mungkin di grandslam penutup tahun 2017 di US Open. Bila sepanjang 2017 Kyrgios masih juga puasa titel grandslam, bolehlah kita berikan toleransi waktu setahun berikut di 2018. Tetapi, jika di 2018 masih juga tanpa gelar grandslam, biarlah jalan itu diberikan kepada seorang anak muda asal Jerman berusia 19 tahun, Alexander Zverev.
Bergegaslah Kyrgios, waktumu tak banyak….

No comments: