Saturday, February 26, 2011

Kartu Merah untuk Pelayanan Buruk


Pemerintah Daerah (Pemda) Pangkep terus melakukan terobosan dalam pelayanan publik. Pada sektor kesehatan, misalnya, pemda menerapkan Quality Assurance (QA) di Puskesmas untuk meningkatkan mutu layanan. Bagaimana implementasi QA? Apa terobosan lainnya di Pangkep? Berikut ulasannya.

Oleh Ahmad Syam

Harian Fajar, 16 Februari 2011

Monitoring dan evaluasi (monev) yang dilakukan The Fajar Institute of Pro Otonomi (FIPO) dalam rangka Otonomi Awards 2011, akhir Januari lalu, menemukan beberapa program terobosan. Salah satunya adalah program QA. Program ini adalah upaya optimalisasi layanan kesehatan yang berasaskan profesionalisme dan standar pelayanan terbaik.

Pada tahap awal, dilakukan pelatihan bagi manajemen puskesmas sebagai persiapan tata bangun QA. Masa persiapan dan pelatihan sekira satu tahun. Selanjutnya, QA mulai diterapkan segera setelah pengelola dan petugas dianggap telah memahami seluruh standar operasional prosedur (SOP) QA. Saat ini, 12 dari 19 puskesmas di Pangkep telah mengimplementasikan QA. Salah satu indikator penilaian terpenting atas keberhasilan implementasi QA pada kepuasan masyarakat sebagai pelanggan puskesmas.

Karena itu, pada setiap loket unit layanan terdapat kotak “Survei Tingkat Kepuasan Pelayanan”. Pada sisi kiri-kanan kotak tersebut tersedia kartu dalam dua warna, merah dan hijau. Bila masyarakat merasa puas dengan layanan puskesmas maka masyarakat akan memasukkan kartu hijau ke dalam loket. Sebaliknya, bila masyarakat tidak puas dengan layanan puskesmas maka masyarakat dapat saja memberikan kartu merah.

Dinas Kesehatan Pangkep memulai penyelenggaraan program QA di puskesmas-puskesmas sejak 2009. Untuk penyiapan implementasi QA berupa kegiatan pelatihan pengelola dan petugas puskesmas, Dinas Kesehatan menganggarkan Rp100 juta yang sudah mencakup lima puskesmas.

Selain komitmen perbaikan layanan kesehatan, kabupaten berpenduduk 314.023 jiwa (2009) itu juga menggenjot perbaikan mutu pendidikan. Melalui program pendidikan gratis pemda tidak hanya memperkuat program dengan mengeluarkan peraturan daerah tentang pendidikan gratis tetapi juga serius dalam penganggaran program. Total belanja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Pangkep mencapai 36,89 persen dari total belanja Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) 2010.

Pendidikan gratis di daerah penghasil utama ikan bandeng di Sulawesi Selatan (Sulsel) tersebut juga telah mencakup jenjang pendidikan dari TK hingga SMU (swasta dan negeri). Pendidikan gratis di Pangkep telah dinikmati para pelajar sejak 2005.

Sektor layanan publik lainnya adalah kebijakan perizinan. Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Pangkep hingga 2010 telah melayani lebih dari 40 jenis layanan. Keberadaan KPT yang menghimpun banyak layanan perizinan secara terpadu memudahkan masyarakat yang akan mengurus izin usaha atau izin lainnya. Pada beberapa jenis izin, KPT membuat kebijakan menggratiskan biaya administrasi dan biaya perizinan demi mendorong kegiatan ekonomi di Pangkep.

Kabupaten berjarak 51 kilometer dari Makassar ini juga mendorong perekonomian dengan tiga sektor unggulan yakni perikanan-kelautan, pertanian, dan perkebunan. Pada sektor pertanian, misalnya, daerah yang menjadi salah satu lumbung beras di Sulsel ini secara intens memberikan bantuan alat-alat pertanian kepada kurang lebih 200 kelompok tani sejak 2005. Alat-alat pertanian tersebut antara lain hand tractor, pompa air, dan pemipil jagung. Selain itu pemda juga terus membangun dan memperbaiki irigasi dan perpipaan, sumur bor, dan embung.

Bukti komitmen pemda untuk mendorong pertanian dan kesejahteraan petani tercermin dari besarnya anggaran yang telah dikeluarkan sejak 2005 yakni kurang lebih Rp30 miliar. Anggaran sebanyak itu terbukti efektif karena 16.000 hektar sawah tadah hujan di Pangkep yang dahulunya hanya berproduksi sekali setahun kini dapat berproduksi 2-3 kali setahun. Alhasil, produksi beras pun meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai perbandingan, jika pada 2005 produksi beras hanya 90,517 ton maka pada 2010 meningkat tajam menjadi 138.989 ton.

Untuk sektor pertambangan sebagai salah satu sektor yang mendukung ketiga sektor andalan tersebut di atas, pemda berhasil memanfaatkan potensi sumber daya alam Pangkep yang begitu berlimpah. Kemudahan-kemudahan dalam perizinan membuat minat investor menanamkan modalnya di Pangkep sangat tinggi. Upaya pemda memanjakan investor antara lain dengan memberi kemudahan perizinan usaha, perbaikan infrastruktur jalan menuju area tambang, dan pendampingan ahli pertambangan terhadap para investor.

Selain beberapa program di atas juga terdapat sejumlah program pemda yang patut diapresiasi. Program arisan pemberian makanan tambahan bagi balita di Desa Mangilu adalah suatu upaya mendorong partisipasi masyarakat dalam program pemerintah di tingkat desa. Sementara bedah rumah terhadap rumah-rumah yang masuk kategori tidak layak huni juga sangat berguna bagi masyarakat miskin.

No comments: