Thursday, January 21, 2016

Fans Federer tak Ada Matinya



Dua fans Federer berselfie ria (Foto: Ahmad Syam)


Tepuk tangan membahana ketika Roger Federer memasuki Rod Laver Arena. Petenis asal Swiss yang menempati unggulan ketiga melambaikan tangan ke arah penonton. Federer Express atau FedEx, demikian sebutan media kepadanya, akan bertanding melawan petenis bukan unggulan asal Ukraina, Alexandr Dolgopolov. Pertandingan yang menentukan siapa yang berhak melangkah ke putaran ketiga Australian Open 2016.
Publik Rod Laver Arena dukung siapa?  Jika melihat atribut yang dikenakan beberapa penonton tentu sudah bisa ditebak sebelum pertandingan berlangsung. Bendera palang putih dengan dasar merah dibentang pada beberapa sudut arena. Penonton-penonton dengan t-shirt merah pun tersebar pada setiap seksi tempat duduk. Apa dengan kedua atribut tersebut sudah cukup untuk menyimpulkan bahwa sebagian besar publik yang memadati Rod Laver mendukung Federer? Tentu belum cukup karena kemungkinan mereka adalah para supporter yang berasal dari negara yang sama dengan Federer, Swiss.

Federer...(Foto: Ahmad Syam)

Topi berlogo RF (Foto: Ahmad Syam)

Lalu bagaimana mengetahui fans Federer kali ini? Adalah topi-topi berlogo RF yang dikenakan banyak penonton sebagai penanda bahwa ada banyak pendukung Federer. Logo RF yang berasal dari singkatan nama Roger Federer ditulis sebagai dua huruf yang berdempetan dan menyatu. Topi yang juga kerap dikenakan petenis kelahiran 8 Agustus 1981 itu tidak hanya dengan warna dasar khas Swiss, merah. Ada banyak variasi warna dari hitam, putih, biru, hingga abu-abu.
Petenis yang memenangi grandslam terbanyak di sektor putra dengan 17 gelar memang bukan lagi peringkat satu dunia versi Association of Tennis Professional (ATP). Terakhir kali sebagai penguasa puncak ATP pada 4 November 2012. Malahan seiring pertambahan usia di 34 dan penurunan prestasi, suami Mirka dan ayah dari dua gadis kecil kembar Myla dan Charlene ini hanya duduk di peringkat ketiga per 18 Januari 2016. Meski demikian, pesona, kepribadian, dan permainan yang ciamik dengan pukulan backhand menakjubkan masih menyihir publik penggemar olahraga tennis di mana saja.


Federer menang atas Dolgopolov tiga set langsung 6-3, 7-5, dan 6-1 (Foto: Ahmad Syam)
Dan, Dolgopolov yang memang bukan siapa-siapa di jagat tennis walau pernah mencicipi peringkat 13 ATP pasti sudah tahu diri bakal sepi supporter ketika melawan Federer. Dia tentu sudah siap tatkala penonton akan lebih sering meneriakkan, “Come on Roger!”
Namun Dolgopolov tidak mesti berkecil hati karena melawan Federer memang bukan pekerjaan mudah. Dia tidak hanya harus menyiapkan permainan terbaiknya menghadapi pemegang rekor peringkat satu ATP terlama dengan 302 minggu itu. Dia tidak hanya perlu menguatkan mental di level grandslam melawan pemegang rekor menembus final dengan 27 kali tersebut. Melawan Federer, bagi Dolgopolov dan petenis lainnya, berarti juga melawan ribuan fans Federer yang memadati arena-arena.
Jika Federer dianggap sangat populer, bagaimana perbandingan dengan tiga petenis top lainnya seperti Djokovic, Nadal, dan Murray? Berdasarkan sumber Fan Page List yang melihat aktivitas di media sosial, total fans Federer dengan 18,9 juta fans (14,4 juta di facebook dan 4,6 juta di twitter) berada di bawah Nadal dengan total 23,5 juta fans (14,6 juta di facebook dan 8,9 juta di twitter). Djokovic dengan total 11,3 juta fans berada di peringkat ketiga yang disusul Murray dengan total 6,8 juta fans.

Simbol-simbol fans Federer (Foto: Ahmad Syam)
Meski menjadi salah satu  sumber penting untuk mengukur popularitas seseorang, namun  media sosial memiliki keterbatasan karena tidak semua fans memiliki atau tertarik mengakses media sosial.  Biasanya fans sejati akan terlihat lebih nyata bukan di dunia maya. Seperti apa contohnya? Cobalah membandingkan seberapa banyak penonton tennis menggunakan atribut-atribut petenis idola mereka. Saya belum pernah menyaksikan laga secara langsung Nadal maupun Murray, namun saya telah melihat laga Federer atau Djokovic. Fakta yang saya lihat bahwa yang menggunakan atribut dukungan ke Federer lebih banyak ketimbang atribut dukungan ke Djokovic.
Sebuah tulisan Mike Henson di BBC pada 2015 lalu sempat menyebutkan bahwa di luar Inggris (asal Murray), Spanyol (asal Nadal), dan Serbia (asal Djokovic), di negara-negara lainnya sulit untuk tidak menyebutkan bahwa Federer adalah yang paling populer….
Melbourne, 21 Januari 2016  atau bertepatan hari keempat Australian Open 2016


No comments: